Dansektor 22, Kol. Inf. Eppy Gustiawan Laksanakan Survey Akhir Dalam Rangka Karya Bakti Terpadu Sepanjang Sungai Cipamokolan

Reporter: Ended Rohendi | Jumat, 30 Oktober 2020 | 08:13 WIB

damarnews.com - Kota Bandung, -

Sektor 22 Citarum harum yang dipimpin Kol. Inf. Eppy Gustiawan melaksanakan Survey Akhir dalam rangka Karya bakti terpadu secara kolaborasi disepanjang Sungai Cipamokolan dari hulu sampai hilir yang dimulai dari Kelurahan Jatihandap Kecamatan Mandalajati hingga Kelurahan Derwati Kecamatan Rancasari Kota Bandung. Kamis (29/10/2020).

Kegiatan tersebut akan dilaksanakan hari senin 2 November 2020 dengan dibentuk 7 titik sasaran yang dilaksanakan serentak dengan melibatkan personel Satgas Citarum Harum, Kewilayahan, Dinas terkait dan masyarakat yang berada di bantaran Sungai Cipamokolan

Dari hasil Survey, Dansektor 22 Kol. Inf. Eppy Gustiawan menyampaikan, Dengan adanya perubahan Cuaca dari Musim kemarau ke musim Penghujan kondisi Sungai saat ini airnya jernih.

Namun terkait kirmir, Sedimentasi, sampah serta bangunan liar masih menjadi permasalahan dan perlu ditindaklanjuti.

"Seperti sedimentasi dibeberapa titik cukup tebal dan tinggi dengan badan sungai kurang lebih 9 meter terjadi sedimentasi separuhnya, sehingga sungai terjadi pengerucutan dan mengecil". Jelasnya.

Dansektor menjelaskan, Seperti di Antapani tengah selain sedimentasi dengan adanya bangunan liar. Mereka (penghuni bangunan liar) tidak menyadari keberadaanya dibantaran sungai sangatlah riskan. "Mereka harus tahu, bahwa bantaran sungai selain milik pemerintah, berpungsi juga untuk kontrol, infeksi dan sebagainya. bukan untuk bangunan liar ataupun garasi. Mereka tidak menyadari arti perannya lingkungan secara utuh cuma hanya memikirkan aspek perorangan saja". Jelasnya.

Lanjutnya, "Kita juga melihat diwilayah Cisaranten Endah tepatnya dibawah perlintasan rel kereta api, terdapat dua gorong gorong yang berpungsi untuk sungai, karena sedimentasi yang cukup tebal hanya satu yang berpungsi". Tambahnya.

Untuk dikelurahan Cipamokolan Kecamatan Rancasari yang mengarah ke pintu air yang menjadi pokok pengaduan yang ada, disungai Cipamokolan secara utuh terjadi sedimentasi dari aliran hulunya.

"Memang prosesnya dari hulu ke hilir, tapi tidak bisa menutup kemungkinan segala sesuatu itu terjadi dari hulu, tapi kita perbaiki dulu dibawahnya sehingga pelan pelan bisa teratasi, kalau di biarkan akan berdampak juga". Ujarnya.

Dari hasil survey yang dilakukan saat ini, akan di jadikan suatu bahan dan masukan saat Zoom Meeting dengan dinas terkait sehingga paham masing masing daerah kewilayahan yang ada. Dansektor berharap, kewilayahan mulai dari Rt, Rw dan kelurahan harus ikut berpartisipasi dan rasa memiliki tentang peduli lingkungan karena dengan curah hujan yang tinggi maka akan berdampak pada kita.

"Bila kita merasa memiliki dan peduli akan kebersihan sungai maka kita juga yang merasakan. Kalau airnya bersih dapat dimanfaatkan dan bisa dirasakan oleh anak - anak". Pungkasnya.

Bagikan melalui:

Berita Lainnya