Kapolres Loteng Silaturahmi Dengan MUI dan FKUB

Reporter: Administrator | Kamis, 1 April 2021 | 08:30 WIB

DAMARNEWS.COM

LOMBOK TENGAH, NTB - Polres Lombok Tengah (Loteng), Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Loteng jalin silaturahmi sambil berdiskusi terkait beberapa hal, di Aula Polres Loteng, Rabu malam (31/3).

Dalam kegiatan tersebut, Kapolres Loteng, AKBP Esty Setyo Nugroho, SIK, menyampaikan ucapan terima kasih atas kedatangan pengurus MUI Loteng dan para alim ulama Kabupaten Loteng serta FKUB Loteng.

"Terima kasih atas kesempatan MUI Loteng, Tokoh Agama, dan FKUB yang telah hadir dalam kesempatan ini untuk berdiskusi terkait beberapa hal dalam menciptakan kondisi daerah yang aman dan nyaman," ucapnya.

Beberapa hari lalu, kata Esty, aksi bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral Sulawesi Selatan, telah menggegerkan semua orang.

"Dalam peristiwa tersebut diidentifikasi pelaku berasal dari wilayah NTB," ungkapnya.

Disampaikan juga bahwa mulai dari hari Jum'at sampai dengan Minggu, rekan umat Nasrani akan melaksanakan persembahyangan dalam rangka wafatnya Isa Al Masih.

"Untuk itu, dalam menciptakan toleransi umat beragama sudah sepatutnya kita saling menjaga satu sama lain," terangnya.

Esty juga berharap agar pada pelaksanaan puasa kali ini tidak ada perbedaan antara Nahdatul Ulama dan Muhamadiyah.

"Kita berharap tidak ada perbedaan antara NU dan Muhammadiyah terkait pelaksanaan puasa tahun ini," harapnya.

Meskipun masih dalam situasi pandemi Covid-19, namun pemerintah sudah mulai mengeluarkan kebijakan dengan membuka sarana ibadah. Sentra ekonomi juga sudah dibuka kembali.

"Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis mikro seiring berjalannya waktu mulai kita terapkan demi meredam penyebaran wabah Covid-19," ungkapnya.

Disisi lain, kata Esty, Pemerintah juga sedang melaksanakan giat vaksinasi kepada warga. Sehingga diharapkan peran serta para alim ulama untuk membantu mensukseskan giat vaksinasi tersebut.

"Mengapa kita sangat mengharapkan peran para alim ulama, karena masyarakat lebih mendengar penyampaian dari para alim ulama ketimbang pemerintah," ucapnya.

Terkait dengan petasan yang dapat mengganggu kekhusukan pelaksanaan ibadah dan dapat mengganggu harkamtibmas di wilayah Kabupaten Loteng, pihaknya akan segera menangani persoalan tersebut.

Sementara, Ketua MUI Loteng Drs. H. Minggre Hamy, mengungkapkan masalah vaksinasi yang awalnya meragukan kini sudah dapat diterima masyarakat. Bahkan MUI sudah ada yang di vaksin termasuk para Tuan Guru.

"Masalah Teroris, kami tegaskan bahwa umat Islam sangat anti terhadap kekerasan dan kerusakan. Kami juga mengecam aksi tersebut," tegasnya.

Pihaknya berharap dalam rangka menyambut Ramadhan sekiranya aparat keamanan atau Polri bisa menjamin keamanan dan ketenangan diantaranya dengan menertibkan petasan, warung atau restoran yang buka di siang hari dan balap liar malam hari dan minuman keras di tempat - tempat tertentu.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua MUI Kecamatan Pringgarata meminta kejelasan regulasi atau hukum dalam penanggulangan Covid-19.

"Kalau masalah Teroris, tolong jangan mengidentikkan dengan agama," pesannya.

Kemudian, Ketua MUI Kecamatan Praya Barat, menuturkan, terkait Terorisme tidak lepas dari sejarah seperti Kahar muzakkar di Sulawesi, DI/TII di Aceh, PKI di Madiun.

"Namun kita jamin, di Loteng tidak ada indikasi terkait Teroris," serunya.

Ketua MUI Kecamatan Pujut, juga menyampaikan, terkait pembangunan by pass dan sirkuit Motto GP berdampak terhadap jalan raya akibat jatuhan material. Hal itu tentu berdampak pada terjadinya kecelakaan.

"Kami minta agar material yang berserakan di jalan raya agar segera dibersihkan," pintanya.

Ia juga meminta agar Kapolres memerintahkan Kapolsek Pujut untuk bersinergi dengan pihak MUI dalam menyikapi persoalan terkini seperti aksi terorisme dan pembangunan wilayah KEK serta dampak sosialnya.

Kapolres Loteng juga menyoroti permasalahan pemulasaran jenazah Covid-19 yang banyak mendapat pertentangan dari masyarakat.

"Untuk itu, kami berharap agar para Tuan Guru memberikan pemahaman agama terkait penyelenggaraan jenazah Covid-19 agar diterima oleh masyarakat," pungkasnya.

Rohendi

Bagikan melalui: